Selasa, 01 Maret 2011

OUTBOUND TRAINING Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, menilai langkah Polri membuat Datasemen Anti Anarki sebagai konsep menyimpang. Sebab, itu membuat mandul fungsi polsek dan intelijen yang ada di tiap wilayah.

"Dengan adanya Detasemen Anti Anarki fungsi polsek dan intelejen sebagai ujung tombak informasi tidak berfungsi alias mandul, ini benar-benar ngawur," kata Neta saat dihubungi wartawan, Selasa (1/3/2011).

Detasemen baru Polri tersebut OUTBOUND TRAINING yang terdiri dari Brigade Mobile (Brimob) dan Satuan Pengamanan Kota (Samapta), dikhawatirkan dapat membuat citra polisi terpuruk. Detasemen tersebut juga dikhawatirkan berpotensi melakukan tindakan-tindakan represif.

"Brimob disiapkan sebagai tim penggebuk atau pengeksekusi yang dibekali senjata api mulai laras pendek hingga panjang. Jika tindakan represif terjadi maka akan memerburuk citra polisi," papar Neta.

Polri, sambung Neta, dapat meredam OUTBOUND TRAINING aksi anarkistis massa dengan menurunkan Satuan Samapta atau Dalmas (Pengendalian Massa). Dia menilai dua satuan itu sudah dibekali dengan senjata api dan gas air mata untuk membubarkan massa yang sudah tidak terkontrol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar